87 Tahun GP Ansor: Menjaga dan Mengawal Keutuhan NKRI dan Agama


 87 Tahun GP Ansor: Menjaga dan Mengawal Keutuhan NKRI dan Agama

                                            Dok. Penulis Muhammad Agung

"SIAPA KITA - ANSOR NU, PANCASILA - JAYA, NKRI - HARGA MATI, NUSANTARA - JAYA, ASWAJA - AQIDAH KITA, ANSOR - LUAR BIASA, BERSAMA NU - KITA BERKAH"

Yel-yel  yang sering didengungkan oleh Sahabat Ansor tidak semata-mata sarana untuk memberi semangat kepada para kader, namun lebih dari itu sebagai pernyataan komitmen, menunjukan sebuah kebanggaan, dan juga penegasan teologis, ideologis serta sosiologis akan tugas-tugas seorang kader.

Gerakan Pemuda Ansor atau disebut GP Ansor, sejak kelahirannya yang telah dilahirkan dari rahim Nahdlatul Ulama, dengan diwarnai oleh semangat perjuangan, nasionalisme, pembebasan, dan epos kepahlawanan. GP Ansor terlahir dalam suasana keterpaduan antara kepeloporan pemuda pasca sumpah Pemuda, semangat kebangsaan, kerakyatan, dan sekaligus spirit keagamaan. Sehingga keberkahan secara spritual yang telah dituangkan oleh para kiai dan ulama, maka Ansor telah banyak terlibat dalam memberikan sumbangsih dari segi ruang dan waktu di Nusantara ini.

Perjalanan sejarah yang telah ia tapaki, sampai pada usia 87 tahun hari ini. Menandakan bahwa bukanlah usia yang cukup muda lagi, tapi usia yang jika dihubungkan dengan kehidupan manusia, maka cukuplah tua dan telah lama, dan sudah pasti telah banyak yang dilalui atau dihadapi dalam momentum sejarah di NKRI. Mulai dari perjuangan yang akan merongrong keutuhan bangsa dan negara baik itu dari luar maupun dari dalam bangsa ini sendiri, menjaga konsensus nasional, hingga hari ini telah banyak terlibat dalam gerakan sosial dan kontrol sosial dalam masyarakat. Artinya bahwa dalam pertambahan usianya, organisasi ini dalam memperingati harlahnya mesti dan terus berefleksi, evaluasi dan berfikir futuristik disetiap pertambahan usianya.

Perjuangan yang tidak Terhenti.

Komitmen dan tetap setia dalam menjaga keutuhan NKRI (secara mempertahankan Ideologi Pancasila, dan perjuangan menjaga keutuhan bangsa dan negara indonesia) dan Agama. Namun hal tersebut itu pula lah yang tidak lepas dari tantangan besar perjuangan GP Ansor sampai hari ini. Sebagai bentuk nyata GP Ansor menjaga Keutuhan NKRI dalam konteks kekinian, GP Ansor berupaya menjaga ideologi bangsa dari rongrongan ideologi lain, baik berupa pemikiran maupun organisasi, baik dari luar yang mengatasnamakan agama atau kelompok yang diluar dari agama islam maupun sesama kelompok yang ada dalam agama islam itu sendiri. Seperti dalam hal ini sesama ormas yang ada dalam agama islam, GP Ansor harus berhadapan dan memperjuangkan ideologi Pancasila dan Keutuhan NKRI, yang dimana ada ormas yang sempat ingin mengubah ideologi  tersebut dengan konsep khilafah, tetapi ormas tersebut telah dihapus.

Bukan cuman gerakan yang massif, yang harus dihadapi oleh GP Ansor, namun cercaan dan makian datang silih berganti menghantam tubuh GP Ansor yang secara kelembagaan, namun hal itu tidak membuat hancurnya atau hilangnya organisasi tersebut, malah membuatnya semakin dewasa dan penguatan mental. Dikarenakan adanya sumbangsih semangat dari dalam tubuh GP Ansor yang telah mengalir keberkahan dari Nahdlatul Ulama, dengan penggalan liriknya seperti ini ; "Siapa datang mengancam mu, Kan binasa di bawah durimu" (lirik Yaa Lal Wathan).

Gerakan Pemuda Ansor dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut diatas mampu dituntaskan dalam setiap gerakannya. Sehingga keterlibatannya sangatlah kompleks dalam mengawal semangat keberagamaan yang toleran dan semangat bernegara yang solid bisa dikatakan sebagai bagian dari manifestasi dari karakter ijtihadis progresif. Karakter semacam ini  tidak hanya bergelut dalam pengayaan wacana keagamaan, tetapi pada level praktis juga ingin berpartisipasi bagi tersemainya perdamaian dan keamanan di Republik ini. Sebab, merawat keindonesiaan yang damai berarti melestarikan warisan para pejuang kemerdekaan. Apalagi di dalam sejarah kemerdekaan ada keterlibatan ulama yang sangatlah full power. Seperti resolusi jihad.

Memikirkan Ulang masa Depan GP Ansor.

Pada tahun ini atau sejak 10 tahun yang lalu, ada beberapa refleksi atau upaya memikirkan ulang masa depan organisasi yang sepatutnya untuk dilakukan oleh GP Ansor. Walaupun secara kontribusi GP Ansor tak perlu diragukan lagi dalam memperjuangkan dan mengawal keutuhan Republik Indonesia.

GP Ansor tidak hanya memainkan perannya menyebarluaskan ajaran Islam yang inklusif. Pun Ansor harus responsif dalam menghiasi tumbuh kembangnya dinamika keummatan dan kebangsaan masyarakat Indonesia dengan tetap berpegang teguh pada prinsip tasamuh (sikap terpuji), tawashut (tidak memihak), tawazun (tidak ekstrem), dan i’tidal (tegak lurus dan adil). Dan kehidupan hari ini sangat dikendalikan oleh kecanggihan media digital. Teknologi membuat arus informasi yang begitu banyak dan begitu cepat berseliweran di beranda dunia maya, dimana kebenaran dan kebohongan begitu mudah tercampur tak terfilter. Terlebih lagi dunia ini masih sedang menghadapi pandemi covid-19 yang kebijakannya new normal atau tatanan baru.

Tentunya strategi dan gerakan GP Ansor kedepannya, dengan semangat kebangsaan, solidaritas kemanusiaan, tanpa pandang suku, ras, dan agama. Dan energi positif kekuatan, di tengah pandemi tetap memberikan energi positif dan kekuatan dalam menghadapi segala tantangan.

Pertama; Membangun harapan dengan kader yang produktif. GP Ansor hari ini cukup berkembang dengan kuantitas kadernya yang tersebar dibeberapa daerah, bahkan sampai pengurus ranting telah sebagian terbentuk. Hal itu menunjukkan bahwa stok kader cukup maksimal. Namun dengan kuantitas tersebut, harus ada penguatan kader secara kwalitas yang memadai dan mumpuni dalam organisasi GP Ansor ini.

Kedua; Revitalisasi nilai dan tradisi. Dalam menghadapi kondisi di mana tradisi makin tergerus zaman, yang diperlukan adalah melakukan revitalisasi tradisi yaitu menggali berbagai format dan bentuk tradisi dengan segenap nilai dan spirit yang ada di dalamnya yang relevan dan fungsional dengan konteks zaman untuk dikembangkan dan dilestarikan. Tentunya GP Ansor harus tetap membangun dan menjaga nilai-nilai dan tradisi yang ada dalam setiap masyarakat agar tetap lestari, sebagai wujud peradaban dan kebudayaan bangsa ini. Tentunya pola strategisnya ialah, Pertama, menjaga nilai-nilai dan spirit yang ada dalam tradisi kemudian mengaktualisasikan dalam format dan bentuk baru. Kedua, mengaktualisasikan spirit dan nilai-nilai tradisi dengan tetap menjaga format dan bentuk asli dari tradisi itu sendiri.

Ketiga; Perwujudan Komitmen dalam Gerakan Sosial terhadap Masyarakat. GP Ansor memiliki komitmen dan peran dalam berkhidmat untuk kemandirian NKRI menuju terwujudnya masyarakat yang demokratis, adil, makmur dan sejahtera berdasarkan ajaran Islam Ahlussunah wal Jama’ah an Nahdliyah.

GP Ansor yang notabene sebagai organisasi kepemudaan berbasis kaum muda Nahdlatul Ulama, merupakan salah satu kekuatan perubahan sosial yang berdiri di garis depan perubahan (avant garde). Dan disesuaikan dengan suasana saat sekarang ini ialah tantangan persoalan keumatan dan masyarakat yang dihadapi sangatlah kompleks Berbagai perubahan sosial, ekonomi, budaya, hingga teknologi informasi sering datang tak terduga, begitu cepat, dan membawa ekses di luar perkiraan. Lebih-lebih perubahan yang saat ini kita rasakan akibat dampak pandemi yang kian mengkhawatirkan. Maka disinilah GP Ansor berkomitmen dan meneguhkan khidmat untuk masyarakat dan bangsa ini.

Sebagai pesan penutup dalam tulisan sederhana ini, GP Ansor pula telah membentuk beberapa susunan yang menyokong Ansor itu sendiri, seperti Banser (Barisan Serbaguna), Rijalul Ansor, LBH Ansor, BAANAR (Badan Ansor Anti Narkoba) dan beberapa yang lainnya. Dengan melihat perkembangan GP Ansor sampai hari ini, yang telah berada pada posisi puncak, tinggal istiqomah memposisikan diri sebagai salah satu penggerak kepemudaan yang merawat Indonesia sebagai negara dan bangsa yang berideologi Pancasila dan UUD 45. Semoga GP Ansor semakin produktif melahirkan pemikiran dan pandangan keagamaan yang moderat dan inklusif agar bisa membentengi kehidupan berbangsa dan bernegara yang toleran serta memperkuat nalar NKRI.

Selamat Hari Lahir Gerakan Pemuda Ansor Ke – 87 !


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Etika Profesi Hukum

Kekerasan Terhadap Pemuka Agama