Sumpah Pemuda : Pemuda dengan Zamannga

Sumpah Pemuda : Pemuda dengan Zamannya
Pada tanggal 28 Oktober 1928, di jalan Kramat Raya 106, Jakarta Pusat. telah lahir sebuah gagasan besar yang seharusnya telah membentuk kehidupan bangsa Indonesia yang lebih baik saat ini, yang disebut sebagai Sumpah pemuda. Setiap tanggal tersebut, bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda. Bahkan kita sudah berada pada jumlah 89 tahun, ini berarti bahwa sebagai bangsa Indonesia telah melalui suatu rangkaian peristiwa penting yang bernama “Sumpah Pemuda”.
Sumpah Pemuda yang bersejarah tersebut akhirnya dapat memupuk jiwa para generasi bangsa Indonesia ini, bagaimana tidak, Sumpah Pemuda mengandung kata-kata yang penuh makna, kata-kata yang dapat menggugah jiwa dan semangat pemuda-pemudi Indonesia ini untuk lebih semangat dalam mencintai Tanah Air tercinta ini.
Sepanjang peradaban manusia, kita tahu bahwa pemuda adalah sosok pelopor dalam segala hal. Berbagai perubahan yang terjadi di setiap bangsa ini, pemuda adalah penggeraknya. Di balik setiap transformasi sosial, motor utamanya tak lain adalah pemuda. Ibarat sang surya, maka pemuda bagaikan sinar matahari yang berada pada tengah hari dengan terik panas yang menyengat. Berbagai bakat, potensi, kecenderungan, baik mengarah kepada kebaikan maupun kepada kejahatan, yang memiliki dorongan yang sama kuatnya ketika pada masa muda. Itulah sebabnya, kegagalan dan keberhasilan seseorang, kematangan kepribadian manusia pada masa tua ditentukan oleh masa mudanya. Jika mereka adalah para pemuda yang baik, terdidik, berkarakter serta berintegritas pun maka merekalah yang akan menyebarkan nilai-nilai kebaikan serta menjadi nakhoda yang akan mengarahkan mereka kepada tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang dengan cita-cita bersama.
Adakah kita lupa, tentang Bung Tomo, Sukarni, Sayuti Melik dan beberapa tokoh pemuda lainnya? Seorang tokoh pemuda dan pejuang yang gigih melawan penjajah. Peran Sukarni jelas tercatat dalam sejarah bangsa ini. Sukarni adalah tokoh pemuda yang mengusulkan agar yang menandatangani teks Proklamasi adalah Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia. Sukarni jugalah dan para golongan muda yang mendesak Proklamasi Kemerdekaan RI.
Kita tahu tentang Sayuti Melik, tokoh pemuda yang juga sangat berperan dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sayuti Melik mengetik naskah Proklamasi setelah ia sempurnakan dari tulisan tangan Bung Karno. Siapa juga tak kenal Bung Tomo, tokoh Promotor perjuangan arek-arek suroboyo yang dengan keberanian dan keyakinannya mempertahankan kota pahlawan.
Pemuda-pemuda itu telah membuktikannya. Ternyata, barisan pemuda jualah penjulang panji-panji perubahan negeri ini. Adakah kita tidak pernah menoleh ke belakang sebentar? Belajar dari sejarah, agar nanti kita juga bakal mencipta sejarah yang juga megah. Bukan untuk sesiapa, tetapi untuk sebuah kemenangan yang diimpikan oleh semua rakyat Indonesia.
Jikalau para pemuda yang beberapa tahun silam menghadapi penjajahan dan mempertahankan tanah air dari penjajah, maka pemuda akhir-akhir ini harus mampu mempertahahankan, membangun, dan menciptkan peradaban untuk bangsa dan negara ini. Maka pemuda hari ini dengan tantangan zaman itu lebih sulit ketimbang yang memperjuangkan kemerdekaan indonesia ini.
Di zaman sekarang, pola hidup pemuda sangat memperihatinkan, tidak sedikit pemuda hari ini terperangkap dalam kultur budaya yang sebenarnya sangat bertolak belakang dengan kultur negeri ini. Miris bila mengkaji wajah pemuda saat sekarang ini. apalagi pemuda hari ini berada pada fase Z atau biasa disebut sebagai generasi Z atau generasi milenia/ideal, bahkan akan menyongsong datangnya sulvus demografi/bonus demografi tahun 2020, yang jumlah pemuda akan mencapai 69 juta jiwa dan ada dua keprihatinan mengemuka tentang pendidikan dan kepemipinan. Apakah hal ini akan menjadi keuntungan ataukah hal ini yang akan menjadi momok berbahaya untuk generasi muda saat ini dan bahkan hal itu sudah terasa. Lalu dimanakah letak identitas pemuda yang dinantikan atau yang telah disebutkan oleh Khalifah Ali, yang disebutkan oleh Imam Syafi’i atau bahkan yang disebutkan oleh Bung Karno tentang legaslitasnya selaku pemuda.

“Jangan tanyakan lagi apa dan berapa besar masalah pada bangsa ini. Tanyakanlah sudah apa dan berapa besar kamu berbuat untuk negeri.”

 Saat ini bukan lagi waktunya kita berbicara pesimisme, marginalisme, atau pemuda dengan sebutan poliglot, karena hal itu akan yang hanya melahirkan keluh-kesah yang berujung pada perselisihan. PR bersama hari ini adalah untuk memahamkan kembali, bahwa masa muda ialah waktu untuk berkarya, berinovasi dan beredukasi. Periode emas dimana para pemuda mengerahkan seluruh jiwa dan raganya untuk mengisi kemerdekaan dan melanjutkan dan meluruskan cita-cita para generasi terdahulu negeri ini. Tugas bersama untuk menumbuhkan kembali semangat perubahan, semangat membagun negeri untuk wujudkan Indonesia yang lebih baik.
kisah kaum muda terdahulu bukanlah dongeng atau cerita fiktif. Mereka adalah manusia biasa yang nyata seperti kita, yang telah mengukir prestasi gemilang di masa mudanya. Mereka adalah anak-anak muda negeri ini yang mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa dengan karakter dan integritas yang dimiliki. Sungguh karya yang luar biasa!
Lalu, jika mereka pada usia mudanya telah berhasil mempersembahkan karya yang luar biasa, bahkan ada yang mempersembahkan nyawanya untuk membela bumi pertiwi, maka apa yang telah kita persembahkan?
Setiap tahun, masyarakat kita memperingati hari Sumpah Pemuda di negara ini. Sayang, peringatan itu hanya sebatas kegiatan seremonial semata, tetapi miskin subtansi. Dengan adanya karakteristik sosok pemuda yang berkarakter dan berintegritas diharapkan bisa menjadi sumber inspirasi bagi para pemuda Indonesia masa kini dan masa depan. Sadarilah, Bumi Pertiwi ini menunggu peran para pemuda. Maka itu mari berkontribusi untuk sama-sama mengukir sejarah pencapaian diri di masa muda kita. Kita tidak lagi diminta untuk bergerilya dan berperang angkat senjata. Kita cukup berkontribusi dari keahlian kita masing-masing, mencipta karya-karya besar, prestasi-prestasi yang mendunia yang kita torehkan. Negeri ini menunggu kita, kawan!
Sumpah Pemuda yang bersejarah tersebut akhirnya dapat kembali memupuk jiwa para generasi bangsa Indonesia ini, bagaimana tidak, Sumpah Pemuda mengandung kata-kata yang penuh makna, kata-kata yang dapat menggugah jiwa dan semangat pemuda-pemudi Indonesia ini untuk lebih semangat dalam mencintai Tanah Air tercinta ini. Dan marilah secara bersama-sama kita dengungkan dan suarakan Sumpah Pemuda :
1. Kami putera dan puteri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
2. Kami putera dan puteri Indonesia, mengakue berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3. Kami putera dan puteri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Bagaimana generasi pemuda, bukankah isi dari Sumpah Pemuda tersebut mengandung beribu-ribu makna, makna yang sangat erat hubungannya dengan Bangsa Indonesia tercinta ini. Hai generasi pemuda, apa yang ada di benak kalian ketika kata demi kata pemuda kerap di sebut-sebut dalam butir Sumpah Pemuda. Di dalamnya terdapat catatan sejarah yang sangat berharga. Butir-butir dalam Sumpah Pemuda itu tidak hanya semata-mata disusun untuk menjadi hasil yang membantu kaum muda menjawab kebutuhan kemerdekaan dari penjajahan saat itu. Melainkan lebih dari itu, Sumpah Pemuda telah menjadi penyemangat yang terus ada dalam hati sanubari para pemuda dan Pemudi. Suatu Penyemangat yang dibangun atas dasar kesamaan nasib dan cita-cita, yang kemudian dibungus dengan komitmen untuk senasib, sepenanggungan sebagai satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa dalam negeri yang tercinta ini “Negara Indonesia”

Maros, 28 Oktober 2017 (06.00 wita)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Etika Profesi Hukum

Kekerasan Terhadap Pemuka Agama