Postingan

Menampilkan postingan dari 2019
Gambar
Hari Pendidikan : Refleksi Pendidikan dalam Pembentukan Karakter Sebagaimana biasanya Hari Buruh Nasional yang diperingati setiap tanggal 1 Mei oleh para buruh Indonesia, para guru/pengajar atau pelajar dan pemerintah pun besoknya tanggal 2 Mei memperingati Hari Pendidikan Nasional. Berbicara tentang pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran seorang pengajar atau dalam hal ini guru. Tanpa guru yang berkualitas tidak mungkin dihasilkan keluaran pendidikan yang diharapkan bangsa dan negara ini.  Setiap tanggal 2 Mei bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Melihat dari History Hardiknas pun tak lepas dari sosok pejuang pendidikan di zaman kolonial yaitu Ki Hajar Dewantara. Bapak Pendidikan Nasioanal Indonesia yang memiliki nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat ini merupakan sang pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Namun dizaman tersebut ada klaster yang memberikan batasan terhadap pribum

May Day : Buruh Setelah Pemilu

Gambar
May Day : Buruh setelah Pemilu Buruh merupakan pekerjaan yang sangat diminati dan dinanti oleh masyarakat indonesia pada kalangan hidup menengah kebawah, sebagai wujud untuk penghidupan dalam rumah tangganya. Namun, kultur indonesia menganggap bahwa penyebutan buruh sebagai pekerjaan yang begitu rendah, hina dan kasaran dibandingkan dengan penyebutan pekerja, tenaga kerja dan karyawan. May day atau hari buruh begitu populer dirayakan diindonesia bahkan secara internasional menyebut sebagai hari buruh internasional. Di indonesia seringkali dirayakan dengan kegiatan demonstran atau aksi sebagai wujud kemerdekaanya dihari itu, bahkan bebas menyampaikan pernyataan ditempat publik terkait dengan kehidupan ditempat kerjanya dan begitupun sistem yang terjadi pada buruh tersebut. Pertanyaannya apakah moment ditahun 2019 tepatnya perayaan hari buruh akan mengubah nasibnya kedepan, atau tetap begitu-begitu saja, karena tahun ini pula, baru-baru kita bersama merayakan pesta demokra

Selamat Hari Natal : Natal dan Toleransi Keberagamaan di Nusantara

Gambar
NATAL DAN TOLERANSI  KEBERAGAMAAN DI NUSANTARA oleh : Fathurrahman Marzuki “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, serta menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling takwa. Sesunggguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” Mengawali tulisan ini, penulis mencoba memaparkan sebuah ayat Al Quran yakni Q.S Al Hujurat ayat 13.  Ayat ini penulis coba paparkan lebih awal sebagai bentuk refleksi sekaligus pengingat atas keberagaman yang ada di Nusatara ini. Dimana sudah tergabarkan kemudian difirmankan secara jelas dalam kitabNya. Moment  Hari Raya Natal yang setiap tahunnya dirayakan oleh saudara kita umat kristiani tentunya membawa suka cita tersendiri. Bagi saudara kita umat kristiani Natal setiap tahunnya merupakan wujud peringatan mereka atas kelahiran yesus sebagai juru selamat

Pribumisasi Islam

Gambar
Pribumisasi Islam Catatan: Pemikiran oleh “Gus Dur” Pendahuluan Munculnya berbagai gerakan islam yang cukup menonjol dalam beberapa tahun terkahir ini, semenjak pasca jatuhnya soeharto. Sangat menarik dicermati baik itu wacana dan praktik yang mereka kembangkan, maka secara singkat kelompok” ini dapat dikategorikan sebagai kelompok salafi radikal yang berorintasi kpd penegakan dan pengalaman islam yang murni sebagaimana yang dipraktikkan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.  Pemikiran Abdurrahman Wahid ( GusDur ) tantang pribumisasi islam, Gus Dur bukanlah orang pertama yang memulai gagasan tersebut, melaingkan sebagai pelanjut estafet dari langkah strategis yang pernah dilakukan dan dijalankan oleh wali songo. Latar Pemikiran Pribumisasi Islam Gus Dur   Gagasan pribumisasi Islam secara geneologis dilontarkan pertama kali oleh Gus Dur pada tahun 1980-an. Semenjak itu, Islam pribumi menjadi perdebatan menarik dalam lingkungan para intelektual; baik intelektual sen