Dampak Corona terhadap Sosial Ekonomi Indonesia
Dampak Corona
terhadap Sosial Ekonomi Indonesia.
Sumber
Gambar : https://www.redaksi24.com/jika-sosial-distancing-tidak-dijalankan-ekonomi-indonesia-bisa-kacau/
Severe acute respiratory
syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama
virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus
ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui, dan terlebih lagi dimusababkan orang yang
memiliki riwayat penyakit sebelumnya. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan
infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Infeksi virus ini disebut
COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember
2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke wilayah lain di Cina
dan ke beberapa negara, termasuk Indonesia. Dan WHO telah menyampaikan bahwa
Corona ini adalah Pandemic Global, sehingga ini membuat beberapa negara di luar
negeri menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah
penyebaran virus Corona. Sedangkan di Negara Indonesia mulai Pertanggal 11
April 2020, menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) sebagaimana
diatur dalam PP yang merupakan salah satu tindakan pemerintah dalam menghadapi
Darurat Kesehatan.
Berbagai Upaya dan Tindakan
Pemerintah dalam Penanganan Corona ini sangatlah serius. Mulai dari pembentukan
Gugus yang focus menangani Corona ini, sampai kepada kebijakan larangan untuk
bepergian atau stay at home, dan bahkan larangan untuk berkumpul yang jumlahnya
banyak (Physical Distancing/Sosial Distancing). Bahkan pemerintah
menggelontorkan anggaran yang sangat besar khusus Pencegahan dan Penanganan
wabah Corona ini. Pemikiran positif yang harus diutamakan ialah bahwa hukum
yang tertinggi dinegara Indonesia ialah keselamatan Rakyat, sesuai Konstitusi
Indonesia.
Situasi atau Kondisi Sosial
Ekonomi dalam Menghadapi Corona.
Dapat dipahami Bersama bahwa
Sosial Ekonomi adalah Kedudukan atau Posisi seseorang dalam Kelompok Masyarakat
yang ditentukan oleh jenis aktifitas ekonomi, pendidikan serta pendapatan.
Sedangkan kehidupan Masyarakat Indonesia dari segi Sosial Ekonominya, masih
berada pada Sector pertanian sebagai Petani dan Buruh Tani, terlebih lagi
beralihnya sebagian masyarakat Indonesia menjadi Buruh Pabrik. Hal ini
menandakan ada gambaran kehidupan yang lebih menjanjikan atau lebih meyakinkan
sehingga melakukan transformasi kehidupannya.
Tahun 2019 kemarin, Indonesia
mencapai peningkatan kesejahteraan masyarakat atau penurunan angka kemiskinan
satu digit. Hal ini merupakan capaian pembangunan yang menggemberikan dalam
proses negara yang akan menunaikan janjinya sebagai negara yang sejahtera,
sebagaimana tertuang dalam konstitusi negara Indonesia.
Bahkan dulu diprediksi, bahwa Ekonomi
global pada tahun 2020 semakin baik, dan kelompok-kelompok negara maju akan
mengalami kondisi stabil, dan emerging country (seperti Indonesia) akan
mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat baik. Tetapi disaat bersamaan Virus
Corona ini menyerang menghampiri seluruh negara di dunia ini, sehingga ada
kekakhawatiran yang kemungkinan akan terjadi atau akan lebih memaksimalkan
ketika telah berlalunya lagi Virus Corona ini. Termasuk negara Indonesia yang
semakin hari semakin meningkat dari persebaran Virus ini, sehingga
kekakhawatiran tersebut mengenainya pula. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sri
Mulyani selaku Menteri Keuangan, ia mengindikasikan perlambatan itu, dan
peramalan bahwa ekonomi Indonesia akan turun. Itu memang sesuatu yang tidak
terhindarkan.
Kenapa itu bisa terjadi? Karena
supply and demand yang akan pertama rontok. Distribusi dan konsumsi akan
mengalami pelambatan, dan resesinya tinggal menghitung bulan saja. Dan apakah
hal itu akan mendorong inflasi drastis? Hal itu bisa terjadi dan bisa tidak.
Karena disebabkan dengan tumbangnya produksi dan konsumsi secara bersamaan. Dan
Pandemi ini mempengaruhi seluruh sendi kehidupan kita dan sangat cepat sekali.
Bahkan dalam segi skala dan kecepatan.
Dan semua negara mengalami kegagapan, kesulitan, dan turbulensi sosial-ekonomi
yang berat sekali. Di New York sendiri dalam menghadapi Pandemi Corona ini,
mereka mengalami satu kondisi yang tidak pernah terbayangkan. Rumah sakit,
tenaga medis, jenazah yang disimpan di truk es, di pinggir-pinggir jalan.
Seluruh saham rontok. Semua tidak terduga.
Prediksi jika Corona tidak
diselesaikan dan tidak berlalu lebih dari 6 bulan, maka angka kemiskinan di
Indonesia bisa lebih dari 30%, kelompok yang berada di bawah garis kemiskinan
yang ukuran bulan September 2019 mencapai 440.000 dan pendapatannya per-rumah
tangganya 2 juta per bulan, dan bagaimana dengan yang dibawah garis pendapatan
hal itu, dan bahkan ada yang tidak jelas. Selain prediksi kemiskinan akan
meningkat secara drastis, pandemi ini juga akan menyebabkan ketimpangan yang
meningkat tajam. Bahkan kemampuan pemerintah menaikkan kesejahteraan dan
menurunkan kemiskinan tidak beda jauh, sangat kecil, jauh dari target yang
ditentukan.
Menurut Gus Dur, apa sih tujuan
pembangunan ekonomi yang ingin dicapai? Ekonomi yang bisa membahagiakan warga.
Yaitu ada upaya yang riil untuk menjaga daya beli masyarakat.
Upaya yang disampaikan atau
dilakukan oleh pemerintah sudah cukup melegakan, sedikit melegakan dalam
menghadapi Pandemi ini. Ada bantuan tunai dan non-tunai. Tetapi kalau dilihat,
apa yang diberikan masih belum memadai, namun optimisme oleh pemerintah yang
terlalu tinggi dalam konteks penyelesaian pandemi ini. Pemerintah menggunakan
program PKH (Program Keluarga Harapan) dan KPK (Kartu Pra-Kerja). Sedangkan
bantuan non-tunai, dalam hal ini bantuan barang sebanyak 200.000., Program
Pelanggan listrik 450VA akan digratiskan selama tiga bulan dan 900 VA subsidi
hanya membayar separuh (50 persen) dari tagihan selama tiga bulan. Sebagaimana
dengan pidato Presiden. Sekilas program ini seperti solusi dari pemerintah
untuk menghadapi COVID-19.
Penanganan Pandemic Covid 19 yang
dilakukan oleh pemerintah ini merupakan upaya untuk keselamatan nyawa oleh
setiap orang, berbagai upaya dan kebijakan yang telah dikeluarkan oleh
pemerintah adalah merupakan keselamatan bangsa dan negara ini. Masalah ekonomi
negara yang akan dihadapi baik anjlok atau krisisnya, yakin dan percaya kedepan
akan bangkit lagi. Sejarah telah mencatat bahwa Indonesia telah melalui
beberapa periode krisis ekonomi dan semua hal itu bisa dilalui dan
diselesaikan. Namun, sesuai prediksi tersebut jika Pandemi Corona tidak kunjung
selesai secepat mungkin, maka masyarakat Indonesia akan mengalami persoalan
yang sangat besar dan signifikan. Gejala social ekonomi menjadi bahan untuk
terjandinya gesekan dalam pemenuhan hak hidupnya.
Tetapi semua hal itu bisa dilalui
dan diselesaikan, baik Coronanya maupun gejala Sosial Ekonominya, ialah melalui
pemanfaatan terhadap pemahaman sebagai Negara kebangsaan yang Gotong Royong. Pertama,
Gotong Royong dalam melawan Pandemi Corona ini ialah Jaga Jarak, Saling Jaga,
Dirumah Aja. Dan Kedua, Gotong Royong dalam membantu satu dan yang lainnya.
Yang Kaya membantu yang miskin yang saat ini perintah untuk tetap dirumah
dengan memberikan sebagian hartanya, begitupun yang miskin membantu yang kaya
untuk tidak menyebarkan penyakitnya. Sebagaimana penyampaian ketua Gugus
Pencegahan Pandemi Corona diwaktu yang lalu. Yang pada intinya, kebersamaan
untuk memutus rantai pandemic ini. Ataukah memanfaatkan Zakat Mal (Zakat Harta)
dan nantinya Zakat Fitrah (di Bulan Ramadhan), sebagai solusi untuk
menyelesaikan perekonomian bangsa indonesia ini.
Mungkin hal ini merupakan
revolusi yang tidak dikehendaki oleh bangsa dan negara, bahkan seluruh negara. Sehingga
perubahan hal-hal fundamental dalam konteks sosial, ekonomi, dan politik akan
dihadapinya. Dan kesiapan yang lebih utama harus dipikirkan kedepan nantinya.
Saat ini yang dibutuhkan adalah
kesepakatan bersama untuk menunaikan nilai-nilai Pancasila ditengah kehidupan
berbangsa dan bernegara. Kesadaran terhadap penyampaian, upaya dan kebijakan
pemerintah dalam pencegahan penyebaran virus Corona harus dilakukan dan
diterapkan, Stay At Home, Jaga Jarak dan Saling Jaga adalah upaya untuk memutus
rantai Perseberan Corona tidak semakin meluas. Juga, semaksimal mungkin
melakukan kegiatan-kegiatan produktif dalam hal ekonomi dan sosial. Supaya tidak akan butuh waktu lama setelah pandemic untuk melakukan aktivitas produktif.
Maros, 16 April 2020
Komentar
Posting Komentar